[Trans] HYYH Notes: Jung Hoseok

Jika kamu bisa bersinar, Aku baik-baik saja
15 September tahun 20


Ibu Jimin berjalan melewati ruang UGD setelah mengecek nama di kepala ranjang dan kantong infus. Dia menyingkirkan rumput dari bahu Jimin dengan satu jari. Aku mendekatinya dengan ragu, merasa bahwa aku harus memberitahunya mengapa Jimin berada di UGD, mengenai dia yang kejang di halte bis. Ibu Jimin nampaknya menyadari kehadiranku dan dia memperhatikanku seolah menyadari sesuatu. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan jadi aku hanya berdiri. Ibu Jimin hanya mengucapkan 'Terima kasih' lalu berbalik kearah Jimin.

Di detik selanjutnya, Ibu Jimin berbalik padaku lagi ketika dokter dan suster mulai memindahkan ranjang Jimin dan aku bergerak untuk mengikutinya. Ibu Jimin mengucapkan terima kasih lagu dan mendorong bahuku. Daripada mendorong, akan lebih tepat jika dikatakan bahwa dia menyentuh bahuku lalu menjauhkan tangannya. Tapi aku tiba-tiba merasakan sebuah garis yang kasat mata terbentuk diantara Ibu Jimin dan aku. Garis itu nyata dan jelas. Dingin dan kokoh. Itu adalah garis yang tak dapat aku lewati. Aku sudah menjadi yatim piatu selama 10 tahun. Aku tahu dengan tubuhku, pandanganku, dengan udara. Disaat kebingungan aku melangkah mundur dan jatuh ke lantai. Ibu Jimin menatap kosong kearahku. Dia wanita yang bertubuh kecil dan cantik. Tapi bayangannya besar dan menakutkan. Bayangan itu menutupiku selama aku jatuh di lantai UGD. Ketika aku mengangkat kepalaku, ranjang Jimin telah meninggalkan UGD dan tak terlihat lagi. Setelah hari itu, Jimin tidak kembali ke sekolah.


25 Februari tahun 21


Aku menari tanpa bisa mengalihkan mataku dari bayanganku di cermin. Semuanya menjadi damai. Menggerakkan tubuhku mengikuti musik, terpisah dari perasaanku, tak ada apapun selain kesunyian.

Kali pertama aku menari adalah ketika aku berusia 12 tahun. Mungkin ketika ada acara pertunjukkan saat perjalanan wisata sekolah. Aku berdiri diatas panggung karena teman-temanku. Aku masih mengingat tepuk tangan dan teriakan di hari itu. Dan merasa menjadi diri sendiri untuk pertama kalinya.Waktu itu aku pikir menyenangkan menggerakkan tubuhku seiring musik. Itu membahagiakan, dan tak lama aku menyadarinya, kebahagiaan itu tidak datang dari tepuk tangan, tapi dari dalam diriku.

Diriku diluar cermin menanggung banyak beban. Aku tak dapat mengangkat kakiku dari tanah meski untuk beberapa detik, aku tersenyum meski aku membencinya dan tersenyum juga saat aku sedih.. Aku meminum obat yang bahkan tidak aku butuhkan sampai pingsan tak peduli dimana. Itulah mengapa ketika aku menari, aku mencoba tidak mengalihkan pandangan dari cermin. Karena inilah waktunya aku bisa menjadi diriku sendiri, terbang dan meninggalkan semua beban berat. Karena inilah waktunya aku mengumpulkan harapan dan bisa berbahagia. Aku membuka mataku pada momen itu.




31 Maret tahun 22


Aku refleks mengalihkan pandangan dan merasa nafasku berhenti mendadak. Meskipun nafasku bergetar karena menari sepanjang waktu, tapi bukan itu penyebabnya. Aku berpikir mengenai bagaimana dia terlihat seperti ibuku. Tidak, ini bukan pikiran atau bentuk dari pengakuan, atau sesuatu yang bisa aku jelaskan. Aku bahkan tidak dapat menatap temanku yang sudah lebih dari 10 tahun kukenal. Kami belajar menari bersama, gagal bersama, jatuh dan mengumpulkan kekuatan bersama. Kami berbaring di lantai yang basah oleh keringat dan melempar handuk satu sama lain, bermain-main bersama. Seolah tersentuh oleh perasaan yang tak pernah aku rasakan sebelumnya, aku berdiri dari tempatku. Setelah berbalik ke sudut, aku bersandar ke dinding dan berdiri disana. Aku mencoba mengatur nafas, tapi aku mendengar suara yang berkata "Kemana kau akan pergi Hoseok?". Sebuah suara, mungkin ini sebuah suara. Suara yang memanggil "Hoseok". Suara yang bahkan tak dapat aku ingat dengan baik, yang membawaku kembali pada diriku yang berusia 7 tahun.

Source english translate
 Cr: ktaebwi, Rosoidae, TXYfifteen

Komentar